Breaking News

Dana First Travel di London untuk 'Restoran, Fashion Show dan Jalan-jalan di Eropa'

Jakarta -
Pengelola restoran Nusa Dua di London, yang dikaitkan dengan bos First Travel, Andika Surahman-Anniesa Hasibuan, menceritakan dana yang dikeluarkan di London digunakan untuk 'restoran, fashion show dan jalan-jalan di Eropa'.
Pengelola restoran Nusa Dua, Firdaus Ahmad dan Usya Soerharjono, saat ditemui BBC Indonesia di lokasi restoran di beralamat di 118-120 Shaftesbury Avenue, membenarkan dana yang dikeluarkan oleh Andika dan Anniesa pada tahun 2014-2015. Namun keduanya tidak menyebutkan berapa besar dana yang dikeluarkan secara keseluruhan.
Hubungan dengan bos First Travel, Andika dan Anniesa, berawal ketika Firdaus mengantarkan Andika dan Anniesa saat berlibur di Inggris.
Penelusuran polisi dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana jemaah umrah oleh perusahaan First Travel memunculkan klaim bahwa bos First Travel membeli restoran di London.
Keterangan polisi, sebagaimana ramai diberitakan oleh media di Indonesia, menyebutkan bahwa bos First Travel, pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan membeli restoran tersebut pada 2016 seharga Pound 700.000.
Laporan-laporan di Indonesia menyebutkan, jika dirupiahkan, nilainya antara Rp14-15 miliar.
Pernyataan tersebut, menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Polisi Herry Rudolf Nahak, didasarkan pada pengakuan Andika dan Anniesa sendiri.
Firdaus mengakui ada dana dari Andika dan Anniesa, tapi itu terjadi pada 2014-2015 dan tidak hanya untuk operasional restoran saja.
"Jadi kurang lebih kalau (dikatakan ada) 700 (ribu poundsterling), itu ya untuk renovasi (restoran), untuk (membantu penyelenggaraan festival) Halo Indonesia (di Trafalgar Square)," kata Firdaus.
Sementara itu istri Firdaus, Usya menambahkan, "(Untuk) biaya dua kali keliling Eropa Andika-Anniesa dan keluarganya dan peragaan busana."
Firdaus mengatakan, "Yang peragaan busana kan mahal, termasuk untuk membayar model-model di acara tersebut."
Intinya, kata Firdaus, ada penyertaan dana pada 2014 untuk sejumlah pengeluaran.
Pengelola restoran ini mengatakan dari sisi hubungan finansial, mereka tidak lagi memiliki hubungan dengan Andika-Anniesa.
"Pada Maret 2017 saya menyerahkan apartemen saya di Indonesia ke Andika. Ada akta notarisnya," kata Usya. Penyerahan ini menurut Usya menandai 'pembelian saham Andika di Nusa Dua' oleh dirinya dan Firdaus.
Firdaus menyebutnya sebagai 'tukar guling dan ini juga atas keinginan Andika'.
Di papan nama Nusa Dua tercantum 'part of FT Group' atau bagian dari FT Grup dan tulisan FT Group masih digunakan di papan nama restoran sampai sekarang karena menurut Firdaus memerlukan izin dan dana untuk penggantian.
"Itulah Andika. Di atas kertas kepemilikannya tidak ada," kata Firdaus. "Dia ingin mejeng, (ingin nama perusahannya) ada di London. Itu saja," tambah Usya.
Nusa Dua berada di kawasan turis. Selain kafe, toko, dan restoran di deerah ini terdapat pula sejumlah teater.

No comments

Sikahkan komentar dilarang berkata tidak pantas,dilarang iklan di komentar